Sabtu, 31 Oktober 2009

Dalam Kamar

Masih begitu terasa
Sendiri betapa menyakitkan
Ditemani tembok-tembok yang kaku
Dan dilangit-langit kamarku: mataku menerawang jauh
Sesaat kadang terhenti mendengar lagu di laptop tentang patah hati
Atau film di tv tentang cinta yang begitu indah
Entahlah
Sampai kapan aku kan dapatinya

Mataram Hotel, 13 Ramadhan 1430H

Chairil Anwar dan Cerita Buat Dien Tamaela - news.okezone.com

Chairil Anwar dan Cerita Buat Dien Tamaela - news.okezone.com

MASIH...

Masih Terpatri
Dengan Apa Yang pernah kita sepakati : Sampai Saat ini
Masih Koe Pegang Semua Janji...
Meski Kabar diseberang Laut Sana Begitu Kentara
Meski Kasat Mata Memandang Antara Percaya dan Tidak Percaya

Masih Terpatri
Tertanam Dalam Hingga Ke Dasar
Hingga Angin Kencang Datang Memporak-porandakan
Sudah Jelas!
UcapanMu Dan Kata MaafMu Akoe Ga Butuh
Sebab Ga Ada Yang Perlu Dimaafkan

Kejelasan Yang Koe Dambakan
Sirna di Hapus KesetiaanMu Yang PALSU!
(Semuanya Tidak Akan Berjalan Begitu Saja Jika Kau Tak Memulainya.....)

Hati Awalnya Percaya Kau Disana Masih Setia

Hati Awalnya Percaya Kau Disana Masih Setia
Karena Ku Tahu Kau Bukan Seperti Yang Lain.....
Akoe SALAH!
Pedihku Malah Kau Siram Garam!
Kau Sayat-Sayat Hingga Tak Berbentuk

Kurelakan...
Jika Itu Membentuk Suatu Kebahagiaan: Meski Hanya Engkau

Dan Aku Akan Berusaha Berjalan Lagi Meski Sempoyongan dan Tertatih-Tatih

Jangan KAU Tanya Lagi
Tentang Perasaan Ini
Yang Awalnya Begitu Kokoh Ibarat Karang Yang Tak Mempan Dihempas Gelombang
Sekarang...
Kan Ku Pendam Dilautan Yang Dalam

( Remember You, When I Received U’r Messages, 20 Oktober 2009 / 10:45:47 Wita )

Jumat, 30 Oktober 2009

Tabayyun Air Mata

---Suatu Ramadhan kumerasakan benarnya kesendirian---


Cuek
Pemarah
Egois
Maunya Sendiri
Sifat yang ada pada ini diri

Bismillah…
Ramadhan kali ini q rasakan begitu beda
Saat-saat susah
Saat-saat tersisih
Saat-saat sendiri
Cobaan yang begitu berat menguji

Ingat ucapan sendiri; “mau naik kelas kan harus ujian dulu!”, tiap mau naik ke atas kan harus lewat tangga dulu satu per satu!”

Ya Rabbi
Hamba ini menyadari
Hanya kepadamu hamba berserah diri
Dari segala fatamorgana Dunia dan Ujian yang datang silih berganti
Sebab sabdamu begitu jelas: “Allah tidak akan memberikan cobaaan diluar batas kemampuan hamba-hambanya”

Hamba kembali
Kepelukanmu
Menuju hakikat hidup yang sesungguhnya
Restuilah hamba
Bimbinglah hamba
Jadikan hamba orang-orang yang senantiasa di jalanMu dan dalam Ridho-Mu
Amien..
Amien..
Ya Rabbal Alamien

( 11 Ramadhan 1430H )

Flash Back My Memory

Masih saja terasa
Kepergianmu yang tanpa berita
Begitu sakit bila aku mengenangnya
Tapi sudahlah, keputusanmu juga harus kuterima
Meski sempat diri ini menanti
Meski sempat diri ini khawatir
Tiba-tiba disebuah facebook
Kau telah bertunangan?

Ngeri juga
Seperti mimpi buruk ditengah malam (tapi semua telah menjadi nyata)
Padahal kata berakhir diantara kita belum pernah ada terucap sedikitpun diantara bibir kita
Hanya sebuah komunikasi yang sempat terhenti
“Cinta adalah perbuatan, bukan sekedar ucapan kan mas?”
begitu ujarmu ketika aku bertanya apakah engkau cinta padaku

Biarlah
Semoga pilihanmu menjadi sebuah kebahagiaan yang hakiki
Selamat tinggal kekasih
Selamat Tinggal cinta
Selamat Tinggal kenangan; Mengejar Kereta Api lewat sebuah taxi, dari Malang ke Jember tengah malam di terminal tawang alun, naik taxi diturunin di hotel merdeka dekat jalan raya, pagi-pagi sekali jalan-jalan berdua di kampus UNEJ, Mataram-Bali bolak-balik seperti tiada arti, pantai kuta dimalam hari, rumah makan disepanjang Jl Teuku Umar Bali, Lesehan dipinggir jalan dekat RSU Sanglah, dan juga warung disebelah tempat kau kerja, semuanya……..


Pergilah,
Kuikhlaskan semuanya….
Ku yakin pasti Allah kan member gantinya
Yang lebih baik
Yang mengerti, mencintai dan pasta untuk mendapatkan segalanya

Meski q tak tahu kapan waktunya

Disini
Meski ku tertatih berjalan sendiri
Merangkai segalanya yang sempat porak-poranda
Mencuci salah yang tak ingin ku ulang untuk kedua kalinya
Merintis dari awal apa yang sempat ada di depan mata

“Kelak kau akan tahu bahwa aku berjuang tak hanya untuk diri ku: Keluarga, Sahabat, Teman dan juga Pasangan Hidupku”

Dari sebuah perjalanan cintaku
Renungan dan kesendirian di bulan Ramadhan

( Sumbawa - Mataram, 9 Ramadhan 1430H )

Disaat Hujan




Hujan akhirnya turun juga
Seperti rumput kering yang begitu ingin di siram air
Adakah rinduku terurai lewat butiran kristal itu?
Malam-malam sepi yang abadi

Embun basah sisa, hujan tadi msh juga menyisakan sejuta tanya
Di jendela kamarku menempel  begitu lekat

Adakah selain sunyi dan sepi menemani?
Selain rindu yang harus berlabuh kemana…
Selain airmata yang harus tumpah pada tempat yang semestinya?
Selain kesetiaan menanti di ujung mimpi

Bukan sekedar mimpi-mimpi
Bukan sekedar  fatamorgana yang terlintas di depan mata
Entahlah, malam ini cinta dan rindu harus dikemanain lagi

( Mataram, 10 Ramadhan 1430H )