Ungkapkan Isi Hati Ketika Embun Menetes Ke Bumi Sinar Mentari Pun Beranjak Berdiri
Selasa, 12 Maret 2013
Suatu Ketika Hujan Sepanjang Jalan
Seperti apa harus tergambarkan
tatkala rasa tak beraroma
puing-puing tak berdinding: perlahan-lahan kristal-kristal itu jatuh seperti pecahan kaca
dan kau tak juga ingin pulang
sepanjang jalan: menghitung pecahan kaca di jalan raya
dan sekujur jilbab mu yang mulai basah
"Mas! kita hujan-hujanan yah"
berputar sambil menunggu pecahan kaca yang lebih besar lagi
sebab kau bertasbih bahwasanya udah lama jarang begini
hari semakin sore
matahari pun tiada lagi
seperti air mata, hujan itu telah mengguyur tubuhmu
diantara jilbabmu
berjalan sepanjang jalanan
ketimur, kebarat
nah kan: bapak sudah mulai marah tuh
cukup sudah
sepertinya hujan juga telah reda
dan saatnya
kita kembali kedalam rumah
~Suatu Ketika Hujan Sepanjang Jalan, 10 Maret 2013~
Sebuah Protes yang Jadi
Dan akhirnya protes tentang puisi,,,
Perbandingan yg kasat mata dan retorika bahasa amarah...
Kenapa mesti begini???
Bukankah cinta yg dewasa tak perlu di ikrarkan dihalaman rumah?
Bukankah sesuatu itu ada pada tempatnya sayang gina???
Mau tau tempatnya?
Mau tau persis posisinya dimana?
Kesini...
Coba kesini...
Mendekat...
Lebih dekat lagi....
Di dada sebelah kiri...:
Disini: HATI......
( Teruntuk yang hbs protes tadi, Luv U: Putri Adekayanti :* )
Langganan:
Postingan (Atom)