Jumat, 18 Oktober 2019

Hujan

Seperti apa harus tergambarkan
tatkala rasa tak beraroma
puing-puing tak berdinding: perlahan-lahan kristal-kristal itu jatuh seperti pecahan kaca
dan kau tak juga ingin pulang
sepanjang jalan: menghitung pecahan kaca di jalan raya
dan sekujur jilbab mu yang mulai basah

"Mas! kita hujan-hujanan yah"
berputar sambil menunggu pecahan kaca yang lebih besar lagi
sebab kau bertasbih bahwasanya udah lama jarang begini
hari semakin sore
matahari pun tiada lagi
seperti air mata, hujan itu telah mengguyur tubuhmu
diantara jilbabmu
berjalan sepanjang jalanan
ketimur, kebarat
nah kan: bapak sudah mulai marah tuh
cukup sudah
sepertinya hujan juga telah reda
dan saatnya
kita kembali kedalam rumah
~Suatu Ketika Hujan Sepanjang Jalan, 10 Maret 2013~

Tidak ada komentar: